Bandung - Selain sentra wisata kain Cigondewah, untuk yang ingin mendapatkan kain grosir atau eceran dengan harga murah, silahkan jalan-jalan ke Jalan Tamim, yang berada di selatan kawasan Pasar Baru Trade Center. Di sepanjang jalan ini, terdapat ratusan toko yang menjual berbagai jenis kain, dengan tawaran harga yang cukup enteng.
Usia Jalan Tamim sebagai pusat tekstil konon sudah puluhan tahun. Soewarto (65), bagian keamanan RW 01 Jalan Tamim, Kelurahan Kebon Jerok Kecamatan Andir mengatakan kemungkinan sebelum tahun 1960-an.
Dulu, Jalan Tamim atau Gang Tamim terkenal sebagai pusat penjualan jeans. Namun menurut Soewarto, para pedagang jeans kemudian pindah ke Cihampelas. Sehingga dominasi jeans menurun dan muncullah berbagai kenis kain baik katun, batik, sprei, handuk dan lain-lain.
Menurut Soewarto yang menjadi keamanan sejak tahun 1980 ini, hampir 80 persen pengusaha kain di kawasan ini adalah keturunan warga Tionghoa. Memang sudah cukup dikenal Kecamatan Andir, penduduknya didominasi keturunan Tionghoa.
"Kecamatan Andir memang terkenal karena penduduknya yang kebanyakan warga Tionghoa. Sebab dari dulu memang kawasan warga Tionghoa apalagi dekat dengan kawasan Pecinan," ujarnya.
Menurut Sowarto, ada sekitar 65 ruko, dan 30 toko kain. Namun biarpun ruko, biasanya pemiliknya tidak menjadikan sebagai rumah tinggal. Di samping itu, tersebar pula beberapa pedagang kaki lima, tukang jahit dan vermak pakaian.
Jika jeli memperhatikan, di Jalan ini ada sebuah toko milik keturunan Tionghoa yang konon paling lama berjualan di kawasan ini. Pemiliknya kakak beradik yang sudah berjualan turun temurun. Tidak seperti toko lainnya yang dibiarkan terbuka, toko ini selalu dibiarkan tertutup, hanya dibuka salah satu papan penutup toko yang memperlihatkan tumpukan kain di dalamnya.
Kedua pemilik toko yang sudah berusia lanjut tersebut memajang kain-kain gelondongannya di luar toko mereka. Harga kain bervariasi dari mulai Rp 6 ribu-Rp 11 ribu per meternya.
Kain-kain di kawasan ini adalah kain citarasa lokal. Sebab menurut Soewarto, para pemilik toko rata-rata juga memiliki pabrik garmen sendiri. Sehingga harganya pun tidak terlalu mahal apalagi jika beli secara grosir atau kiloan.
Uniknya, hampir separuh bangunan di kawasan ini adalah bangunan peninggalan zaman Belanda. Secara arsitektur saja bisa terlihat ciri khas bangunan Belanda. Meskipun hanya sedikit saja bangunan peninggalan bersejarah itu yang masih sesuai dengan aslinya. Kebanyakan bangunan tersebut sudah direnovasi dan diubah menjadi ruko.
Jadi selain belanja kain yang murah, di sini juga bisa sekaligus wisata heritage. Sekalian saja, keluar dari Jalan Tamim menuju ke arah Pasar Barat ada Toko Jamu Babah Kuya yang sudah berusia hampir setengah abad.
Beberapa meter dari Toko Jamu Babah Kuya akan ditemui penjual kopi jagung yang khas. Teruskan saja perjalanan menyusuri belakang Pasar Baru.
Selepas lelah berbelanja, luangkan waktu untuk menikmati segelas es goyobod, yang juga sudah berpuluh tahun lamanya berjualan di kawasan tersebut.
Selamat berjalan-jalan!.